Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 21 Februari 2012

KALIMAT MINOR UNTUK MENGHIDUPKAN PARAGRAF

1. Kalimat minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur inti (pusat).
Contoh : Pergi!

2. Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti (pusat). 
Contoh : Aku menulis.

Nah, mari kita bahas tentang kalimat minor..

Kalimat minor berguna untuk menghidupkan deskripsi yang sedang kita tulis. bisa bersifat menguatkan. pengulangan. mempertegas. dst. yang jelas, kalimat minor ini menjadi penting karena emosi pembaca seolah akan terbawa ketika membaca satuan gramatikal bernama kalimat minor tersebut.


contoh: (perhatikan penggunaan kata-kata berikut yaaa....)
: *menakjubkan* Subhanallah*Merdu. Merdu sekali.*Lengang*


Dari altitude ini, tempat kami tinggal ini, kulihat kerlap-kerlip desa hilir yang baru tersambungkan listrik. Kusaksikan pula dalam gumamku; lampu-lampu mobil itu berjalan seperti barisan jin kemangmang melakukan gerak jalan. Menakjubkan. Suara adzan menggelombang ke telingaku, pijarlah segala bulu romaku, hatiku tergelegar. Kurasakan benar kerinduanku pada sang Khalik. Gemericik sungai di kaki bukit ini, riaknya seperti sedang menuruni kalbu kami. Betapa kami miskin namun betapa kami bersyukur sebab apa-apa sumber kekayaan alam tersaji. Subhanallah. Kupadangi kampung Wogen Legok, mataku diam-diam mencari sumber muadzin yang mengumandangkan adzan seindah Bilal itu. Merdu. Merdu sekali.



Kami sungguh merasa berada di titik tertinggi di seluruh Planet Bumi, puncak Himalaya Tibet. Panorama alam yang luar biasa! Tak henti-hentinya kami berdecak dalam nikmat pengaguman. Seleret sinar terang Iridium Flare –kiraku waktu itu: entah benar entah salah karena tak kuperhitungkan posisi dan orientasi orbit satelit tersebut terhadap titik lintang dan bujur tempatku berdiri –menggaris petala langit kami dengan ajaibnya, wuezzz! Tak lebih dari enam detik. Aku ternganga, Tikno, Trisno, Yono kemudian mendekat. Lengang. Kami saling berpegangan tangan, satu tangan kami yang lain menekan dada yang masih terlunjak-lunjak dalam takzim Illahi.


Ehem, sebuah tulisan, ternyata bisa jadi lebih hidup dengan teknik menghidupkan paragraf seperti contoh di atas. Pembaca pun menjadi tidak bosan dan bisa ikut merasakan apa yang digambarkan oleh penulis hihihi.

Materi oleh: Suyatna Pamungkas



sumber gambar:







0 komentar:

Posting Komentar